Kulibuku Maspul dan HMI Enrekang Bahas Literasi Politik dan Peran Pemuda
|Kulibuku Maspul bersama HMI Cabang Enrekang memfasilitasi kegiatan Tukar Pikiran pada Kamis, 7 November 2024 di Aula Lantai 4 Dispustaka Enrekang. Kegiatan yang diikuti oleh para mahasiswa dan pemuda ini mendiskusikan mengenai tema “Pemuda, Perspektif Baru dan Inisiatif Berdampak”.
Dalam Tukar Pikiran, Irsan selaku penggerak literasi Kulibuku Maspul, menyampaikan pengantar dengan beberapa isu penting yang dipercakapkan seperti gerakan literasi dan pendidikan, literasi politik dan demokrasi lokal, ekoliterasi dan lingkungan hidup, agroliterasi dan pertanian, serta komunitas pemuda dan inisiatif berdampak. Isu-isu tersebut kemudian diulas lebih dalam oleh pemantik yang hadir yakni Sulihin (Guru dan Dosen UNIMEN) dan Mahmud (Ketua HMI Cabang Enrekang).
Selain bertindak sebagai fasilitator diskusi, Irsan pun membahas isu mengenai gerakan literasi sebagai sebuah langkah penting yang harus diprakarsai oleh kelompok pemuda di Enrekang. Ia pun mengajak para peserta diskusi untuk mendorong jejaring komunitas atau kelompok baru yang mau berkontribusi dalam project inisiatif dengan merespon isu-isu kontekstual.
“Langkah kecil seperti tukar pikiran ini adalah sebuah inisiatif, sebab inisiatif haruslah diawali agar makin meluas dan bisa berdampak”, ujarnya.
Dalam sesi pematik, Sulihin menguraikan pentingnya konsensus atau kebijakan politik didasarkan pada nilai dan prinsip-prinsip seperti kejujuran, keadilan dan kesetaraan, sehingga keputusan politik menjadi rangkaian ideologis, sebagai pandangan dunia. Menurutnya, seluruh aspek kehidupan terdapat dimensi pandangan nilai politik, sehingga dalam konteks tersebut, seorang yang berpikir mengenai pentingnya kebijakan politik pada prinsipnya telah berpolitik.
“Sekali anda berpikir mengenai hal itu, maka anda sudah menjadi bagian dari orang yang berpolitik, tapi ada yang berpolitik praktis, dan ada politik yang membangun masa depan yang lebih baik,” ujar Sulihin.
Sulihin menambahkan bahwa demokrasi akan berjalan sehat dengan cara lebih banyak memahami tentang prinsip-prinsip demokrasi, supaya tidak menimbulkan konflik yang akan mempengaruhi kehidupan berbangsa. Lebih lanjut, ia mengemukakan bahwa dibutuhkan kepemimpinan yang mengayomi dan memiliki kapasitas pengetahuan dalam memimpin, konsep yang matang dan memiliki pandangan nilai.
Sebagai refleksi Sumpah Pemuda, Ketua HMI Cabang Enrekang, Mahmud, menyampaikan bahwa saat ini terjadi degradasi semangat, padahal menurutnya pemuda dalam sejarah Indonesia selalu turut serta dalam pembangunan. Di samping itu, ia juga mendorong agar pemuda di Enrekang memperbanyak kegiatan-kegiatan pendidikan nonformal dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan literasi yang dapat berkontribusi bagi lingkungan sekitar.
“Kami di HMI sudah sering dengan literasi membaca dan berdiskusi, dengan training-training untuk mempersiapkan kader-kader muda”, ujar Mahmud.
Tak lupa, Mahmud merespon beberapa tanggapan peserta dalam sesi pertanyaan mengenai pentingnya menjaga proses demokrasi lokal yang sedang berjalan. Ia mengajak kalangan muda yang hadir agar menghindari hal-hal yang memicu konflik atau hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan hukum dan agama diyakini. Sementara ia pun berharap pada mahasiswa yang hadir, agar menilai secara rasional, menganalisis dan menggunakan daya kritis dalam menentukan sikap-sikap politiknya.
Salah satu pengurus HMI Cabang Enrekang yang hadir, Herman, juga megajak mahasiswa bisa mengadakan kegiatan-kegiatan diskusi seperti Tukar Pikiran yang diadakan di perpustakaan. Selain itu, ia menanggapi perbincangan mengenai literasi politik dan demokrasi, dengan menyampaikan analisanya bahwa saat ini para paslon yang sedang berkontestasi harusnya lebih banyak mendialogkan visi-misinya, dan ia mengakui memang perlu menghadirkan ruang percakapan.
Menanggapi balik pernyataan Herman, Sulihin merespon bahwa lokomotif yang dibutuhkan dari seorang pemimpin ialah kemampuan mempengaruhi yang membawa pada pencapaian suatu nilai melalui visi dan misi. Menurutnya, pemimpin dengan kecakapan ilmu pengetahuan dapat menjadi role model dan suluh pergerakan dalam mewujudkan cita-cita masyarakat.
“Harus ada peta jalan kebijakan dan kerangka dasar pemikiran matang yang dibangun, supaya warga tahu kita akan mengarah ke sana,” terangnya.
Sejalan dengan upaya menuju Indonesia Emas, Sulihin menyampaikan closing statement dengan kembali meletakkan pentingnya peran pemuda dengan modal kecakapan literasi dan etos kerja. Salah satu yang ia harapkan dari kegiatan diskusi sore itu, ialah munculnya aktivitas yang berdampak dari desain pemikiran anak muda terutama kalangan mahasiswa, dan yang terpenting menurutnya adalah melakukan inisiatif dan aktualisasi.
Demikian halnya Mahmud, selaku ketua pada organisasi kemahasiswaan terbesar di indonesia, juga mengajak untuk banyak menyiapkan inisiatif yang dimulai dari kalangan muda yang hadir. Baginya, penting untuk merubah kebiasaan anak muda dengan pro-aktif berdiskusi, dan mengubah hal-hal sederhana lainnya seperti disiplin diri agar ke depannya muncul banyak aktualisasi pemikiran.
Di akhir acara, Irsan mengapresiasi para peserta yang hadir karena telah berupaya melakukan kontekstualisasi konsep dan isu yang sedang hangat. Baginya, anak muda harus bisa memulai inisiatif dengan memperbanyak ruang dialog yang produktif, misalnya dengan bahasan literasi politik.
Mengutip Vladimir Lenin, Irsan menyatakan bahwa dalam konteks penguatan demokrasi, “tanpa literasi tidak ada politik; yang ada hanya desas-desus, gosip, dongeng, dan prasangka, tapi bukan politik.”